Dermaga Kayangan yang terletak di jantung Kota Makassar di Jalan Ujung Pandang, depan Fort Rotterdam Makassar telah berusia 25 tahun. Dermaga ini pada era tahun 90-an menjadi ikon pariwisata pulau di Makassar. Namun saat ini, dermaga yang memiliki panjang sekitar 100 meter itu seakan mati suri.
Laporan: Arief Al Qadri
Dermaga Kayangan dibangun pada tahun 1990. Keberadaannya sebagai jalur penghubung para wisatawan lokal dan mancanegara yang ingin berkunjung ke Pulau Wisata Kayangan.
Dahulu, dermaga ini menjadi tempat penyeberangan ratusan wisatawan setiap pekan. Bahkan, di akhir pekan, dermaga yang disandari puluhan perahu penyeberangan ini mengangkut sampai ribuan wisatawan ke Pulau Kayangan. Namun seiring dengan berjalannya waktu, dermaga ini lambat laun sepi pengunjung. Puncaknya terjadi tahun 2013. Banyaknya, lokasi wisata baru di sudut kota Makassar, mengakibatkan eksistensi Pulau Kayangan sebagai tempat wisata pantai mulai ditinggalkan. Masyarakat lebih memilih Tanjung Bunga dan Tanjung Bayang sebagai lokasi wisata baru. Selain mudah dijangkau, warga tidak perlu menyeberang laut menggunakan perahu. Dari segi ongkos lebih murah.
“Pengunjung sepi. Banyak pemilik perahu yang merugi. Dulu, setaip hari ada 3 perahu dan kapal yang standby di sini. Namun sekarang tidak lagi,” kata Daeng Bani, pengelola Dermaga Kayangan.
Daeng Bani mengatakan, sejak pertama dibangun hingga sekarang, kondisi dermaga tidak jauh berbeda.
Dermaga ini tidak pernah direnovasi. Bantuan renovasi pun tidak pernah ada dari Dinas Pariwisata Makassar. Papan kayu dermaga yang rapuh, dengan konstruksi tiang yang keropos menjadi ancaman tersendiri bagi pengunjung.
“Sudah banyak papan dan tiang penyangga dermaga yang keropos karena rendaman air garam dan hantaman ombak. Untuk itu dek, pengelola Dermaga Kayangan tetap melakukan renovasi. Dananya, dari hasil swadaya pengelola. Setahun, dua kali kami mengganti papan atau tiang penyangga yang keropos,” katanya.
Menurut Daeng Bani, jika biaya tidak cukup, mereka bingung mau cari bantuan ke mana.
Ratna, seorang warga yang dulu kerap rekreasi di Pulau Kayangan mengaku miris. Menurut dia, Pulau Kayangan seakan mulai dilupakan warga Makassar. Saat ini, warga lebih suka ke Tanjung Bunga dan Tanjung Bayang. ”Ongkosnya lebih murah dan semua anggota keluarga bisa ikut. cukup dengan bayar uang masuk, kami sudah bisa liburan sampai puas,” katanya. (b)