AWALNYA, Dewi Anggraeni hanyalah seorang gadis desa. Ia lahir dan besar di Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Ibunya yang seorang pegawai negeri sipil (PNS), dan ayahnya seorang wiraswasta, menempa Dewi dengan pendidikan yang layak dan disiplin yang tinggi. Hasilnya, kini Dewi mampu menembus persaingan dunia model di Sulsel.
Saat kecil, Dewi bercita-cita ingin menjadi seorang polisi wanita (Polwan). Di mata Dewi, bekerja sebagai Polwan sangat menantang. Pekerjaan ini juga sangat dihargai di mata masyarakat.
Dewi Anggraeni
Duta Humas Polda SulselbarMakanya, selepas SMA, iapun mencoba mengikuti tes Polwan di Makassar. Padahal, saat itu ia sudah tercatat sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas).
Rupanya, keinginan Dewi menjadi Polwan tak kesampaian. Saat pengumuman, ia dinyatakan tidak lulus. Padahal, dari segi penampilan, tinggi badan dan kemampuan otak, saat itu ia optimis bisa lulus.
Lantaran penasaran dan keinginannya yang kuat menjadi Polwan, Dewi pun kembali mengikuti seleksi di tahun berikutnya. Namun lagi-lagi ia gagal. “Saya dua kali tes Polwan tapi tidak lulus-lulus. Saya tidak tahu kenapa. Mungkin sudah jalan Tuhan seperti itu,” kata Dewi saat berkunjung ke Berita Kota Makassar dua hari lalu.
Namun, apa yang telah ia jalani tak pernah ia sesali. “Biar tidak bisa jadi Polwan, tapi kan sekarang jadi Duta Humas Polda. Tetap ada hubungannya dengan polisi,” kata Dewi sambil tertawa.
Bukan hanya mendaftar sebagai Polwan. Rupanya, Dewi juga pernah mendaftar sebagai pegawai kejaksaan. Tapi, lagi-lagi Dewi belum bernasib baik.
Kendati demikian, gadis kelahiran 14 Oktober 1994 ini tidak patah semangat. Menurutnya, kegagalan tersebut adalah cambuk untuk bisa lebih giat lagi. Hikmahnya, Dewi fokus menyelesaikan kuliahnya yang kini sudah memasuki tahun keempat. Selain itu ia juga ingin sukses menjadi Duta Humas Polda selama setahun.
Dewi mengaku bangga dan bersyukur bisa terpilih sebagai Duta Humas Polda. Walaupun, sebelumnya, ia juga pernah dinobatkan sebagai Putri Indonesia Sulsel 2014. Bahkan ia pernah mewakili Sulsel di Pemilihan Putri Indonesia 2014 di Jakarta.
Yang membuat ia bangga menjadi Duta Humas karena seleksinya sangat ketat. Dari 120 peserta, Dewi mampu mengalahkan saingannya hingga masuk ke babak 10 besar grand final. Makanya, status Duta Humas Polda Sulselbar yang akan ia sandang selama tahun 2016 ini, ia akan manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
“Saya ingin menjadi corong Polda Sulselbar ke masyarakat agar tidak ada lagi sekat antara masyarakat dan polisi. Karena sekat itu ada akibat tidak adanya komunikasi yang baik antara polisi dan masyarakat, dimana masih banyak masyarakat yang takut dengan polisi,” jelas Dewi.
Selepas menjadi Duta Humas kelak, anak pasangan Nasruddin dan Angriani Lamuda ini mempunya cita-cita yang besar. Ia ingin membantu adik-adiknya dari Luwu Utara yang ingin berkompetisi di dunia modelling agar bisa bersaing di tingkat provinsi dan nasional.
“Cukup saya yang merasakan betapa sulitnya mencari sponsor untuk bisa ke Jakarta. Setelah saya terpilih sebagai Putri Indonesia Sulsel 2014, tentu kita harus mencari sponsor untuk bisa berangkat ke Jakarta. Saya harus keliling untuk cari sponsor saat itu,” kata Dewi.
Makanya, apa yang ia rasakan tak ingin dirasakan oleh adik-adiknya. Ia mengaku siap memfasilitasi mencarikan sponsor yang akan digunakan sebagai biaya transpor dan hal-hal lain yang mendukung mereka.
Dewi juga mengaku jika kelemahan utama wakil Sulsel di ajang Pemilihan Putri Indonesia adalah kemampuan berbahasa asing. Kalau untuk kemampuan yang lain, Dewi menggaransi jika wakil Sulsel tidak kalah bersaing.
“Kita hanya lemah di penguasaan bahasa asing. Wakil dari provinsi lain rata-rata tinggal atau sekolah di luar negeri sehingga fasih berbahasa Inggris, Belanda atau bahasa asing yang lain. Itu saja,” kunci Dewi. (ish/rus/c)
Dua Kali tak Lulus Tes Polwan

×





