MAKASSAR, BKM — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) terus gencar mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di dalam negeri agar segera memanfaatkan teknologi digital. Sehingga mereka mampu berdaya saing global. Langkah strategis ini sesuai implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
”Ini adalah langkah nyata kementerian perindustrian dalam hal ini direktorat jenderal industri kecil, menengah, dan aneka untuk mempersiapkan industri kecil dan menengah menuju revolusi industri 4.0,” jelas Dirjen IKMA, Gati Wibawaningsih, di sela pembukaan acara e-Smart IKM bertajuk ‘IKM Go-Digital’ di Hotel Four Points Makassar, Jumat (3/5).
Acara e-Smart IKM 2019 di Kota Makassar ini dihadiri 250 IKM dari Kabupaten Barru, Kabupaten Bone, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Gowa, Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Takalar, Kabupaten Wajo, Kota Banjar, Kota Makassar, dan Kota Parepare. Acara berkonsep pameran, talkshow, dan workshop ini berkolaborasi dengan platform digital dan lembaga pembiayaan.
”Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam Making Indonesia 4.0 adalah industri kecil dan menengah yang tertinggal dalam pemanfaatan teknologi. Melalui program ini, kami harap akan menjadi penghubung bagi IKM untuk belajar bagaimana menggunakan platform digital untuk meningkatkan daya saingnya,” ujar Gati.
Gati menjeiaskan, transformasi digital dari proses jual beli konvensional menjadi jual beli online semakin marak di Indonesia. Tidak hanya untuk produk berupa barang bahkan jasa, menjadikan industri e-commerce memiliki tantangan besar tetapi menjanjikan potensi yang tidak kecil.
”Kami berharap e-commerce akan menjadi gerbang bagi pelaku IKM untuk melakukan transformasi digital dengan menggunakan alat promosi digital, sistem informasi digital, pembayaran digital, serta manajemen relasi dengan pelanggan secara digital pula,” tuturnya.
Kemenperin mencatat, hingga akhir tahun 2018, workshop e-Smart IKM telah diikuti sebanyak 5.945 pelaku usaha dengan total omzet sebesar Rp2,3 miliar. Berdasarkan sektomya, industri makanan dan minuman mendominasi hingga 31,8796 dari total transaksi di e‘Smart IKM, kemudian disusul sektor industri logam sebesar 29,10 persen, dan industri fesyen sebesar 25,879. ”Hingga tahun 2019, ditargetkan bisa mencapai total 10.000 peserta untuk ikut dalam program ini,” ungkap Dirjen IKMA Kemenperin, Gati Wibawaningsih.
Sampai seat ini, program e-Smart IKM yang dilaksanakan hingga di 34 provinsi, telah melibatkan beberapa pihak, seperti Bl, BM, Googie, iDeA, kementerian komunikasi dan informatika, 8NP2TKI dam kementerian sosial. Seiain itu, menggandeng pemerintah provinsi, kota, dan kabupaten.
”Program e-Smart IKM juga telah bekerja sama dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia,” sebut Gati.
Lebih lanjut Gati mengatakan, program e-Smart IKM akan pula memfasilitasi pelaku usaha agar dapat mengakses pasar yang lebih luas melalui kerja sama dengan ATT Group selaku authorized global partner Alibaba.com di Indonesia.
”Kerjasama ini meliputi pelatihan pemasaran online bagi IKM dalam melaksanakan operasional di dalam Alibaba.com serta pertukaran data dan informasi mengenai perkembangan dan pencapaian IKM yang masuk di dalam program e-Smart IKM,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Gati menegaskan, sektor IKM mampu menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Hal ini dilihat dari kontribusinya yang cukup besar, mulai dari jumlah dan penyerapan tenaga kerjanya.
”IKM sebagai bagian dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hingga saat ini berjumlah sebanyak 4,4 juta unit usaha atau sekitar 99 persen dari seluruh unit usaha industri di lndonesia,” ungkapnya.
Dari jumlah uniit usaha tersebut, menyerap tenaga kerja sebanyak 10,5 juta orang atau 65 persen dari total tenaga kerja sektor industri secara keseluruhan.
Gati Menambahkan, e-Smart IKM 2019 dengan tema ‘IKM Go Digital’ ini menyediakan 3 topik talkshow serta 8 workshop yang bisa diikuti peserta. ”Saya gembira melihat antusiasme IKM untuk mengikuti acara ini, bukti bahwa IKM kita juga siap mengadopsi teknologi digital, acara IKM Go Digital ini telah diadakan di Semarang, Bogor, Surabaya, Bali, dan Pontianak dengan melibatkan 4.500 IKM pada tahun 2019 ini,” tutup Gati. (amir)
Kemenperin Bawa IKM Sulsel Go Digital

×





