MAKASSAR, BKM — Kebakaran hebat yang terjadi di kawasan Pasar Malam yang akrab disebut Pasar Senggol di Jalan Cendrawasih Lorong 10, Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Mariso, pada Sabtu malam (22/8) lalu, menyisakan duka mendalam bagi para warga yang menjadi korban. Banyak di antaranya yang kini mengungsi ke rumah sanak saudara dan juga masjid ada di sekitar lokasi kebakaran.
Salah satu yang menjadi korban dalam peristiwa ini adalah Imran (41). Ketua RT D/RW 1 inipun terpaksa mengungsi bersama keluarganya di Masjid Quraisy yang berada tak jauh dari lokasi kebakaran.
Imran mengaku dirinya bersama kedua anaknya, yakni Aliyah Azizah (12) dan Algazali Imran (6) terpaksa mengungsi di masjid karena satu-satunya rumah miliknya sudah tak dapat lagi digunakan untuk bernaung. Dia pun lalu memperlihatkan kondisi rumahnya yang terbakar.
Nampak sisa-sisa material yang hangus terbakar mulai diangkut dan dibersihkan. Di lokasi, puing-puing yang berserakan berada di ruas jalan lapak-lapak pedagang pasar malam. Para pedagang kaki lima diminta untuk segera dibersihkan agar para pedagang pasar malam bisa kembali beraktifitas
“Habis terbakar semua. Lihatmaki sendiri, hanya tersisa puing-puing bangunan. Tidak ada yang bisa dimanfaatkan,” kata Imran.
Bahkan yang lebih parah, kata dia, adalah rumahnya yang memang sudah rata dengan tanah setelah dilalap si jago merah. Di lokasi kebakaran sudah dipasangi garis polisi.
“Untuk sementara di masjid (mengungsi). Warga yang mengungsi di masjid tidak terlalu banyak. Sekitar 10 orang. Karena yang lain mereka juga punya keluarga di sekitar sini tinggalnya,” tutur Imran.
Selain mengungsi di masjid, lanjut Imran, mayoritas warga yang menjadi korban kebakaran lebih memilih mengungsi ke rumah keluarga mereka masing-masing.
Bernaung sementara di Masjid Quraisy, ditempuh Imran dan beberapa warga lainnya, lantaran rumah yang dulunya digunakan untuk bertahan hidup sekarang sudah tidak dapat digunakan lagi. Di lokasi hanya ada tanah dan berdiri tenda bantuan.
Diketahui, kebakaran di tempat ini menghanguskan 36 rumah dan berdampak pada 47 kepala keluarga. Saat ini para korban membutuhkan bantuan materil. Para pedagang berharap bisa segera kembali membuka tempat usahanya. (jun)