MAKASSAR, BKM — Senin siang (26/4) di Masjid Baiturrahman Panaikang, Makassar. Jamaah baru saja usai menunaikan salat zuhur. Ustas Ruddin Emang naik ke atas mimbar. Ia memberikan tausiah.
Di pengujung ceramahnya, terjadi sesuatu yang tak disangka-sangka. Pensiunan dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini tetiba pingsan tidak sadarkan diri. Kepala dan tangannya terkulai di mimbar.
Detik-detik tidak sadarkan diri pria yang pernah menjadi dosen Program Pascasarjana (PPs) Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) ini terekam kamera pengawas masjid. Potongan video itupun langsung beredar secara viral di lini masa.
Ketika sang ustas pingsan, jamaah yang ada di dalam masjid pun kaget. Mereka langsung mengangkat Ruddin Emang dari mimbar. Salah satunya Fidrik Hafid, menantu Ruddin Emang. Jamaah masjid sontak beranjak dari tempat duduknya, dan segera melarikannya ke Rumah Sakit Ibnu Sina. Namun Tuhan berkehendak lain. Di perjalanan ia mengembuskan napasnya yang terakhir.
Menurut Fidrik Hafid, mertuanya meninggal di usia 76 tahun. Ia menyusul sang istri, Rahmiyati Razak yang berpulang 44 hari lalu.
”Alharhum kalau salat di sebuah masjid, pasti di akhir beliau menyempatkan diri memberi ceramah. Di masjid manapun. Almarhum pensiuanan di dua kampus. Dulu dosen Pascasarjana Unismuh, dan di UIN sebagai dosen Fakultas Tarbiyah,” jelas Fidrik Hafid ketika ditemui di rumah duka yang berada tepat di belakang Masjid Baiturrahman Panaikang.
Fidrik Hafid menyebutkan, almarhum hanya sekali terkena penyakit asma semasa hidupnya. Itu pun dialami beberapa tahun lalau
“Tidak ada tanda-tanda yang diperlihatkan. Almarhum tidak sakit. Dulu pernah asma, tapi itu sudah lama dan tidak kambuh lagi. Pada saat ceramah, inspirasi beliau dari tenggelamnya kapal selam Nanggala 402, sembari membacakan Al-Quran Surat Al-Anbiya, Tauhid. Membacakan doa taubat kepada seluruh awak kapal selam Nanggala. Sementara berdoa, tiba-tiba beliau terjatuh. Beliau sehat-sehat saja. Saat terjatuh di atas mimbar masih bernapas. Tapi di perjalanan ke Rumah Sakit Ibnu Sina, beliau meninggal dunia,” terang Fidrik.
Menurut Fidrik Hafid, ayah mertuanya memang seorang penceramah. Ia juga rajin mengkaji Al-Quran. Almarhum meninggalkan 10 orang anak dan 25 cucu. Rencananya almarhum akan dikebumikan, Selasa (27/4), (hari ini) di pemakaman Darul Arqam Gombara Ummul Mukminin, Jalan KH Abd Jabbar Ashiry, Pai, Kecamatan Biringkanaya. (jun)
Pensiunan Dosen UIN Meninggal Usai Berdoa untuk Korban Naggala

×





