MAKASSAR, BKM — Tiran Grup kini menjelma menjadi sebuah perusahaan besar. Menaungi 34 perusahaan yang bergerak di berbagai bidang dan mempekerjakan ribuan karyawan.
Perusahaan milik Andi Amran Sulaiman ini menanamkan investasinya pada sejumlah megaproyek dan bisnis. Di antaranya proyek smelter, tambang nikel, batubara, pabrik dan distributor gula, perkebunan tebu, mente, kakao dan kelapa sawit, serta distributor unilever, frozen food, semen, mengelola SPBU serta angkutan darat dan laut.
Untuk memenej keseluruhan perusahaan tersebut, mantan Menteri Pertanian itu pun memercayakan pengelolaan Tiran Grup kepada Sattar Taba. Mantan Dirut PT Semen Tonasa ini diamanahi menduduki posisi direktur utama (CEO). Syukuran pengangkatan dirut yang baru dilaksanakan di Gedung AAS Building Jalan Urip Sumohardjo, Kamis (17/6). Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman hadir dalam acara ini.
Andi Amran selaku owner Tiran Grup, mengatakan holding ini dibangun dari minus berupa pinjam Rp500 ribu. Diawali dengan ide bisnis racun tikus pada tahun 1992, saat serangan hama tikus muncul di Indonesia. ”Akhirnya kami menemukan formula yang spektakuler. Dibutuhkan waktu tiga tahun untuk memformulasi produk secara sempurna dan memperoleh hak paten,” ungkap AAS, singkatan nama Andi Amran Sulaiman.
Formula racun itu dinamakan Tiran. Singkatan dari “Tikus Diracun Arman”, yang dikenal populer oleh masyarakat petani dan diminati hingga keluar negeri. Aktivitas tersebut dimulai dari sebuah gubuk reot berukuran 2 x 3 meter di kaki Gunung Bakungnge, Kabupaten Bone.
”Kini, kantor yang dulu kondisinya memprihatinkan, sekarang sudah menjadi gedung berlantai 12 (AAS Building). Membawahi kantor cabang dengan 38 unit usaha. Semuanya dibangun tanpa utang,” terang AAS ketika menjelaskan perjalanan bisnisnya.
Modal kepercayaan dan kerja keras, diakuinya sebagai landasan filosofi perusahaan ini berdiri. Sejak awal Tiran Grup sudah konsentrasi pada pengembangan bisnis dan proyek dengan pola sedekah.
“Kami menilai bahwa pekerjaan itu untuk kerja-kerja kemanusiaan, sehingga hasilnya jangan dinikmati oleh segelintir saja. Semakin banyak yang menikmati akan semakin berkah,” ujarnya.
Etos kerja yang dilandasi dengan kejujuran, serta menjadikan kerja sebagai ibadah merupakan motivasi bagi seluruh karyawan Tiran Grup. Inilah yang membuat Tiran Grup berhasil dan tegak menegakkan panji ekonomi secara mandiri.
Karena itu, dalam rangka menyemarakan kegiatan peresmian direksi Tiran Grup, juga diundang anak-anak dari Panti Asuhan GUFTI, Panti Asuhan Sejahtera, dan Panti Asuhan Rahamtullah. Total ada 200 orang anak yatim yang diundang ke AAS Building.
Ke depan, kata Amran, Tiran Grup akan terus bekerja sama untuk pengembangan dan pembinaan panti asuhan sebagai wujud kepedulian sosial terhadap dan solidaritas sesama. Selain itu, ia juga akan membangun sebuah masjid dengan kubah emas. Rencananya didirikan di atas lahan seluas 2 hektare. ”Emas untuk kubahnya sudah ada. Sekarang disimpan di bank,” terangnya.
Sementara untuk kehadiran sosok Sattar Taba di posisi dirut, diharapkan oleh Amran, akan menambah holding company ini menjadi lebih besar lagi. Menurutnya, Sattar Taba sudah tidak asing lagi di dunia korporasi. Beberapa kali dirinya mendapat penghargaan sebagai CEO terbaik saat memimpin BUMN dan persero.
“Selain dikenal hebat dalam berbisnis, beliau juga seorang organisatoris dan berjaya membawa nama KKSS (Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan) secara nasional dan internasional. Saat ini perusahaan sudah menunjukkan hasil yang cukup maksimal, tentu sebagai CEO, saya berharap kita dan Pak Sattar Taba akan bersama-sama menyongsong masa depan Tiran Grup yang lebih baik lagi,” tandasnya.
AAS menilai Sattar Taba adalah pekerja keras. Sejak kecil skillnya dia mulai dari menjual bassang dan mengelola toko kelontong bersama saudaranya. Sattar adalah tipikal person yang sangat fokus pada pengembangan usaha, peduli, dan agamawan.
Kepada wartawan, Sattar menilai amanah ini menjadi kunci untuk menggapai puncak dari kerja-kerja kemanusiaan. Sehingga, untuk mengawali pekerjaan ini pihaknya akan mulai dengan doa akbar bersama owner, para komisaris, direksi dan karyawan Tiran Grup agar kelak perusahaan ini senantiasa dalam lindunganNya. Juga menjadi contoh yang baik bagi proses penciptaan suasana kerja yang diridhoi Allah Swt.
Selain Sattar Taba, terdapat juga beberapa nama orang hebat yang ikut mengisi jajaran direksi untuk melengkapi manajemen perusahaan Tiran Grup. Di antaranya Justan Riduan Siahaan selaku direktur keuangan. Ia adalah Irjen Kementerian Pertanian dan selama enam tahun eselon II di BPKP.
Lalu, Mayjen TNI (Purn) H Iskandar, mantan Pangdam II Sriwijaya yang menjabat sebagai direktur operasional. Moch Safri Sabit dengan pengalaman memimpin perbankan, dipercaya sebagai direktur pemasaran. Target omzet Tiran Grup di tahun 2021 akan mencapai Rp5,5 triliun.
Dengan kehadiran direksi baru ini, akan memberi lebih banyak ruang gerak bagi AAS untuk fokus pada target-target visi yang lain. Sistem kerja Tiran Grup yang sudah bisa berjalan secara otomatis, maka AAS memiliki ruang pengabdian yang lebih luas, bukan hanya bagi grup perusahaannya tetapi juga bagi kemandirian dan kedaulatan bangsa ini.
Konsentrasi Tiran Grup ke depannya adalah membangun smelter yang berorientasi pada pengelolaan sumber daya alam indonesia yang hasilnyakan dinikmati oleh negara, sehingga Tiran Grup akan menjadi contoh pelaku percepatan investasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas. (*/rus)