pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken
pulsa.rovindo.com - Pusat Distributor Pulsa dan TOken

Gagas Supermarket Bibit Pohon Gratis untuk Warga

Dr Syamsu Rizal MI, Ketua Forum Sulsel Peduli

LAMA tak terdengar kabarnya usai pemilihan wali kota (pilwali) Makassar tahun 2020, Dr Syamsu Rizal MI kini muncul. Ia membawa kabar tentang sebuah forum yang digawanginya. Namanya Sulsel Peduli.

MASIH seperti pembawaannya selama ini, Deng Ical –sapaan akrab Syamsu Rizal– tetap sombere. Hadir menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar ia lugas menjawab tentang Forum Sulsel Peduli. Termasuk ketika pertanyaan mengarah pada soal politik yang dihubungkan dengan aktivitas sosialnya saat ini.

”Forum Sulsel Peduli kini memasuki hampir enam tahun. Didirikan oleh banyak orang dari berbagai pemangku kepentingan di bidang kebencanaan dan lingkungan. Di dalamnya tergabung LSM , aktivis perempuan, pecinta alam, jurnalis, aktivis penanggulangan bencana,” tutur Deng Ical.
Mantan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Makassar ini berkisah, Forum Sulsel Peduli lahir dari kebiasaan kumpul-kumpul para pencetusnya. ”Daripada kongkow biasa saja, lebih baik dilembagakan. Akhirnya muncullah Forum Sulsel Peduli,” terangnya.

Diakuinya, kegiatan forum ini sebenarnya telah berlangsung secara simultan, namun jarang terkoordinir dengan baik. Baru setahun terakhir hal itu dilakukan. Ia berharap tahun ini bisa direalisasikan program yang terencana dengan baik. Karena itu, dalam waktu dekat Forum Sulsel Peduli akan menggelar rapat kerja (raker) guna membahas apa yang menjadi program prioritas.
”Dulu, kalau ada bencana, Forum Sulsel Peduli selalu ada. Kebekaran Bawakaraeng kami ada. Abrasi pada beberapa pulau di Makassar dan sekitarnya kita hadir menanam pohon. Di Untia kita tanam mangrove. Ada gizi buruk kita urus. Dan karena energi kita yang terbatas, akhirnya disepakati untuk lebih fokus. Jadi kita ke bidang lingkungan dan pembibitan pohon,” jelas Deng Ical.

Setelah dua tahun ‘menepi’, kini Deng Ical menegaskan sikapnya yang siap untuk menunaikan tanggung jawab selaku ketua Forum Sulsel Peduli. Apalagi aktivitasnya sudah tidak terlalu banyak saat ini.
Bersama pengurus forum lainnya, Deng Ical telah bertemu dengan pihak BKSDA. Selama ini kedua belah pihak sudah banyak melakukan koordinasi serta bersama-sama menanam pohon. BKSDA memberi support kepada Forum Sulsel Peduli.
Selain itu, forum ini juga melaksanakan talkshow secara maraton. Mengedukasi pelajar di sekolah, khususnya pada level SMA tentang pentingnya menanam pohon.

Dari kebersamaan dengan BKSDA, akhirnya Forum Sulsel Peduli ditawari lahan hutan produksi terbatas seluas 10 hektare. Di areal tersebut ada konsep pengelolaan yang boleh dilakukan, selama tidak mengubah vegetasinya. Artinya, hutan tetap hutan, namun membuatnya produktif dengan menanaminya bibit, tanaman holtikultura, hingga peternakan. Langkah ini menjadi bagian dari diversifikasi penggunaan lahan sehingga memberikan kemanfaatan yang lebih luas kepada masyarakat.

”Akhirnya kita, BKSDA dan Forum Sulsel Peduli menyepakati bahwa bagusnya disiapkan bibit yang disukai masyarakat. Itu gratis. Jadi kalau ada masyarakat mau tanam, ada bibit yang bisa diambil. Karena selama ini ada yang menanam tapi tidak tahu dari mana mendapatkannya. Mahal ini, orang yang punya kesadaran untuk menanam. Jadi kita ambil penyiapan bibitnya,” jelas Deng Ical.

Setelah memiliki berkonsentrasi pada urusan lingkungan hidup, khususnya terkait pemahaman masyarakat, Forum Sulsel Peduli telah menemui kepala Dinas Pendidikan Sulsel. Dalam waktu dekat hal serupa akan dilakukan kepada kepala Disdik Kota Makassar.
”Kalau memungkinkan kurikulum lokal mengakomodasi kesadaran lingkungan. Kita mainnya lebih banyak di situ. Karena utnuk bencana, pemangku kepentingannya sudah banyak. Ada BPBD, SAR, dan PMI. NGO juga banyak. Melalui proses penyadaran tentang lingkungan, bisa menjadi langkah awal mitigasi yang sifatnya struktural. Salah satunya masuk menjadi kurikulum pendidikan,” ungkap Deng Ical.

Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Makassar menerangkan, bahwa konsep kegiatan ini adalah memberikan pemahaman bahwa negara kita dengan 1.000 bencana. Sangat dekat dengan bencana. Sangat dekat dengan kelalaian kita dalam memelihara ekosistem lingkungan.
Konstribusi manusia besar sekali. Generasi kita bisa mengambil peran agar oksigen kita lebih sehat. Sikap kita lebih aware kepada lingkungan. Semua itu dimulai dari orangnya.
Diakui Dengn Ical, saat ini ada belasan ribu bibit pohon yang telah disiapkan di kebun bibit Bili-bili. Namun kesulitannya ada pada proses distribusinya.

”Kita tengah merancang supermarket bibit. Lagi mencai tempat yang bisa diajak bekerja sama. Karena tidak ada uang untuk sewanya. Kebetulah juga sudah ada tiga tiga produsen pupuk organik siap bekerja sama. Mereka menyatakan kesiapannya untuk kegiatan,” terangnya.
Apakah aktivitasnya di Forum Sulsel Peduli menjadi persiapan Deng Ical untuk kembali ke dunia politik? ”Politik, kemanusiaan, dan sosial itu tidak bisa dipisahkan. Saya masuk di politik awalnya dari sosial. Dari Palang Merah kemudian masuk politik, dan tidak pernah tinggalkan Palang Merah, relawan, NGO juga. Begitu juga mengajar di kampus tidak ditinggalkan. Prioritasnya saja yang bergantian. Kalau ada amanah politik, mau tidak mau harus jadi prioritas. Tapi semuanya tetap jalan,” tandasnya.
Diakuinya, dalam dua tahun terakhir ia apolitik alias tidak mengurus politik. Dirinya memilih untuk mengurus bisnis, sosial, dan kampus. ”Untuk memastikan kembali ke dunia politik, tunggu bulan Desember. Di situ kita lihat,” kuncinya. (*/rus)




×


Gagas Supermarket Bibit Pohon Gratis untuk Warga

Bagikan artikel ini melalui

atau copy link