MAKASSAR, BKM — Seluruh peserta didik pada jenjang TK, SD, hingga SMP mulai masuk sekolah per hari ini, Senin (18/7). Berbeda dengan tahun ajaran sebelumnya, di mana proses tatap muka (PTM) di sekolah masih dibatasi, awal tahun ajaran baru 2022/2023 ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar sudah memberi kelonggaran pembelajaran di sekolah dilaksanakan 100 persen.
Namun, karena masih dalam kondisi pandemi covid-19 kendati angka terpapar sudah sangat minim, proses belajar mengajar masih harus dilakukan dengan protokol kesehatan yang cukup ketat.
“Kita kan sudah level 1, jadi pembelajaran tatap muka atau PTM sudah bisa 100 persen. Tapi dengan syarat dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang masih ketat,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Muhyiddin Mustakim, yang ditemui di kediaman Wali Kota Makassar akhir pekan lalu.
Dia menerangkan, penerapan proses yang dimaksud adalah tetap menggunakan masker, menyiapkan sarana cuci tangan, dan lainnya.
Lebih jauh dikemukakan, jika pada tahun ajaran sebelumnya kantin sekolah belum diizinkan untuk beroperasi maka tahun ajaran ini sudah mulai bisa buka. Namun dengan catatan kapasitas kantin dibatasi 75 persen.
Selanjutnya, Disdik mempersiapkan sejumlah agenda khusus di awal tahun ajaran baru ini. Salah satunya, seluruh sekolah diinstruksi untuk gencar melakukan sosialisasi program Pemkot Makassar, yakni LiSA (Lihat Sampah Ambil).
Bukan hanya sosialisasi, seluruh peserta juga diminta untuk konsisten melaksanakan program tersebut, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. “Itu sesuai instruksi Pak Wali Kota yang meminta penanganan sampah harus lebih serius lagi dilaksanakan. Kita akan gencar sosialisasi dan laksanakan ke peserta didik. Ini kan ada juga kaitannya dengan sekolah Adiwiyata,” jelas mantan kepala Dinas Sosial Makassar itu.
Menurutnya, program LiSA akan dimasukkan dalam materi pengenalan lingkungan. Bukan hanya kepada peserta didik baru dalam agenda Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), namun kepada seluruh peserta didik.
“Jadi bukan hanya sekadar teori, kita langsung terapkan. Termasuk bagaimana memilah sampah basah dan kering,” tutur Muhyiddin.
Selain itu, ada dua program lagi yang akan disosialisasikan di awal tahun ajaran baru ini. Yakni Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan bahaya narkoba bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Sejauh ini, lanjut Muhyiddin, pihak sekolah terus melakukan pendataan kepada seluruh peserta didik yang belum bersekolah. Dia optimistis hal itu secepatnya bisa teratasi.
Yang menjadi persoalan, kata dia, masih ada orang tua peserta didik yang ngotot menyekolahkan anaknya ke sekolah yang diinginkan. Padahal sudah disampaikan kepada orang tua untuk mencari sekolah yang terdekat dengan rumah masing-masing. Kalau masih ada kuota kosong, segera daftarkan ke sana.
“Masih ada memang orang tua yang mau sekolahkan anaknya di sekolah-sekolah tertentu. Contoh, seperti sebelumnya, ada yang datang mau anaknya sekolah di SMPN 2. Padahal dia tinggalnya di daerah Kerung-kerung. Di sana ada SMP 47 dan 52. Ada juga SMP 46,” jelasnya.
Diwawancara terpisah, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menekankan agar Disdik menjalankan secara intensif program yang sudah dirancangnya, yakni semua anak bisa sekolah.
“Pokoknya saya tidak mau tahu. Semua anak harus sekolah. Tidak ada lagi yang putus sekolah. Disdik harus akomodasi itu,” tegasnya.
Terkait pelaksanaan program LiSA di lingkungan sekolah, Danny mengatakan, sejak dini kesadaran untuk menjaga kebersihan sudah harus ditanamkan kepada peserta didik. Apalagi, dia melihat kondisi kebersihan di Makassar saat ini agak kendor. Banyak sampah yang berserakan di mana-mana.
Dia pun menginstruksikan kepada Disdik untuk menyosialisasikan program LiSA ini ke peserta didik. Tujuannya agar timbul kebiasaan dan kesadaran untuk menjaga kebersihan. “Jika jadi kebiasaan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, begitu melihat sampah, biar tidak disuruh, akan diambil dan dibuang ke tempat sampah,” tandas Danny. (rhm)