MAKASSAR, BKM–Makassar Recover yang berbentuk kontainer disorot publik. Karena kontainer dianggarkan memakai uang rakyat, namun belakangan terlihat sepi dan tidak terpakai lagi.
Padahal sebelumnya, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Danny Pomanto menyebut kalau kontainer itu menjadi pusat pelayanan kesehatan dan posko bencana di masa pandemi covid-19 yang lalu. Namun, semakin hari, kontainer yang disebar ke setiap kelurahan malah dibiarkan kosong tak terpakai. Pihak-pihak program Makassar Recover pun belum terlihat beraktivitas di sana.
Seperti halnya pantauan BKM di lokasi kontainer recover yang berada di Jalan Hertasning, Kelurahan Kassi-kassi, Kecamatan Rappocini, Senin (17/10). Kontainer tersebut terlihat sepi, tak satupun aktivitas yang ada, hanya sopir mobil bak terbuka saja yang duduk nongkrong sambil menunggu sang penyewa. Kondisi ini sudah sejak beberapa bulan terakhir.
Salah seorang warga bernama Rahmat menegaskan, seharusnya aparat kelurahan dan kecamatan bisa memaksimalkan kontainer recover tersebut sebagai sarana pengaduan dan keluhan warga. Termasuk sebagai posko bencana.”Inikan sudah memasuki musim penghujan seharusnya kontainer recover ini jangan dikosongkan, tapi dijadikan posko penanganan bencana,”ujarnya.
Menyikapi hal itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar juga meminta kelurahan dan kecamatan mengefektifkan keberadaan kontainer recover sebagai pusat-pusat kegiatan dan pelayanan masyarakat. Wali kota Makassar perlu memberikan penegasan ke seluruh kelurahan dan kecamatan agar memanfaatkan kembali kontainer-kontainer tersebut.
Sekertaris Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Makassar, Abd Wahab Tahir, mengatakan, ia tidak menginginkan jika aset kontainer recover hanya terbengkalai begitu saja. Untuk itu, aset kontainer yang saat ini menganggur juga dapat digunakan sebagai pusat-pusat kegiatan, semisal centra pengajian dan sebagainya.
“Jangan sampai publik menilai kontainer hanya pemborosan karena tidak difungsikan lagi. Olehnya itu, bisa dipakai untuk pelayanan dan posko bencana. Ini bisa multi fungsi, siangnya sebagai posko, dan malamnya kegiatan kepemudaan, agar ada kegiatan yang bermanfaat,” ujar Wahab saat dikonfirmasi, kemarin.
Lanjut legislator Fraksi Golkar DPRD Makassar ini bahwa perlu dicarikan solusi yang tepat agar kontainer ini tidak kosong dan mubassir. Untuk itu, perlu dijadikan pusat kegiatan kepemudaan yang lebih produktif.
“Sudah harus dipikirkan kontainer ini agar tidak nganggur. Jadi kegiatannya bukan hanya orangtua saja, tapi anak-anak juga ada tempat dan wadah untuk bisa berkarya. Camat dan lurah harus berpikir kreatif dong,” jelasnya.
Senada dengan itu, anggota Komisi A DPRD Makassar, Alhidayat Samsu, menjelaskan, pemanfaatan kembali kontainer recover harus dilakukan. Pemerintah kota perlu memberikan penegasan itu di setiap kelurahan dan kecamatan. Seperti dimanfaatkan untuk kepentingan publik.
“Supaya tidak terbengkalai dan beralih fungsi tidak jelas, memang pak wali harus beri intruksi agar tiap kecamatan dan kelurahan membuka kegiatan dan pelayanan di area kontainer recover. Seluruh camat dan lurah harus wajib buka kontainer untuk layani masyarakat,” bebernya.
Di samping itu, tidak alih fungsi kontainer untuk kepentingan pribadi. Sebab jika dialihkan untuk kegiatan pribadi itu akan terkena pelanggaran. (ita)