MAKASSAR, BKM — Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Jamaluddin Jompa turun tangan langsung terkait kisruh antara tujuh guru besar dengan dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Kuat dugaan ada intervensi dan ketimpangan yang ada di lingkungan FEB sebagai alasan pengunduran diri para profesor itu sebagai pengajar di Program Pascasarjana (PPs) S3 Unhas.
Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Alumni, dan Sistem Informasi, Prof Dr Farida Patittingi, mengatakan masalah yang terjadi di FEB telah menjadi atensi dan perhatian universitas. Bahkan saat ini sudah diambil alih oleh pimpinan universitas.
“Saat ini sedang kami tangani. Pak Rektor memanggil kedua belah pihak untuk didengarkan secara berimbang. Khususnya terkait alasan ketujuh guru besar kita dan dekan yang bersangkutan,” terang Prof Farida saat dikonfirmasi, Rabu (2/11).
Selain itu, Prof Faridah juga membantah jika guru besar mengundurkan diri dari Unhas. Ketujuh guru besar tersebut hanya mengundurkan diri dari kegiatan mengajar di program S3 FEB dan tetap melaksanakan tugas mengajarnya di program lainnya
“Bukan mengundurkan diri untuk berhenti dari dosen Unhas. Ini masalah internal FEB. Ke-7 guru besar mengundurkan diri sebagai pengajar di Prodi S3. Tentu kita tunggu keputusan rektor, dan pasti ada solusi di antaranya,” ujarnya optimistis.
Dikonfirmasi terpisah, salah satu guru besar FEB Prof Dr Siti Haerani, menjelaskan pengunduran dirinya karena adanya intervensi dekan dalam setiap kebijakan yang diambil para dosen, khususnya di Prodi S3. Bahkan secara terang-terangan dekan FEB tidak lagi memberikan jam mengajar, membimbing dan menguji pada ketujuh GB tersebut bila tidak mengikuti keinginan dekan.
“Saya mau mengatakan dan ini juga sudah kami sampaikan ke rektor, bahwa dekan sudah melakukan intervensi dan intimidasi kepada para dosen di program S3 ini. Bahkan sudah tidak objektif dan rasional lagi kepada saya. Sejak semester akhir kemarin saya sudah tidak dilibatkan dalam proses apapun, baik mengajar dan membimbing maupun menguji dan ini terjadi kepada kami,” jelasnya.
Bahkan ada bukti yang bisa diberikan Prof Siti, ketika dekan melaksanakan rapat FEB dan KPS S3 Ilmu Manajemen dengan mengundang kehadiran dosen lain sebagai narasumber, pemberi pertimbangan, tetapi sama sekali tak mengindahkan masukan.
“Terlalu arogan dan poin-poinnya sudah saya jabarkan ke rektorat bahwa ini sudah tidak bisa ditolerir dan harus segera diusut. Karena pimpinan fakultas ini sudah menggunakan jabatannya untuk mengambil keputusan akademik secara otoriter dan arogan. Hanya orang sekitarnya, bahkan istrinya yang terlibat dan sama sekali tidak kompeten semuanya dilibatkan. Ini bisa merusak reputasi dan martabat Unhas,” tandasnya.
Selain Prof Siti Haerani, enam guru besar lainnya yang menyatakan mengundurkan diri sebagai pengajar, pembimbing dan penguji pada program S3 Ilmu Manajemen Unhas. yakni Prof Dr Mahlia Muis, Prof Dr Muhammad Asdar, Prof Dr Haris Maupa, Prof Dr Cepi Pahlevi, Prof Dr Idayanti Nursyamsi, dan Prof Dr Muhammad Idrus Taba.
Dalam surat pengunduran diri para guru besar itu, mereka menjelaskan alasan masing-masing sehingga mengambil keputusan tersebut. (ita)