MAKASSAR, BKM — Pemerintah Kota Makassar berencana menghadirkan commuter metro moda (Co’mo) tahun ini sebanyak 15 unit.
Co’mo ini nantinya akan digunakan sebagai angkutan massal yang menghubungkan antarlorong, terutama lorong wisata.
Untuk menghadirkan belasan moda transportasi yang didesain khusus oleh Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto itu, butuh anggaran yang cukup besar.
Namun sayang, Co’mo tidak bisa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemkot Makassar.
Untuk membuat prototipenya saja, yang telah dilaunching pada HUT Kota Makassar tahun lalu, Danny harus merogoh uang pribadinya sebesar Rp250 juta.
Prototipe yang sudah ada itu akan menjadi acuan atau patron dalam memproduksi Co’mo selanjutnya. Namun tentu ada bagian-bagian dari prototipe itu yang akan lebih disempurnakan nantinya.
Akan ada beberapa perubahan yang akan dilakukan untuk menyempurnakan Co’mo sebagai angkutan umum untuk warga Makassar. Mulai dari desain, kecepatan, dan kapasitasnya.
“Kita akan mengembangkan prototipe Co’mo menjadi lebih canggih dan efisien,” ungkapnya.
Danny berencana menggandeng investor untuk memproduksi Co’mo yang menggunakan bahan bakar listrik.
“Cari uang dulu. Cari investor. Tidak bisa pakai uang negara. Saya pasti tawarkan (ke investor),” ungkap Danny.
Dari hasil hitung-hitungannya, satu unit Co’mo membutuhkan anggaran sekitar Rp400 hingga Rp500 juta. Jadi untuk menghadirkan 15 unit Co’mo butuh anggaran sekitar Rp10 miliar.
“Apalagi saya lihat proposalnya, naik lagi harga baterai. Kalau pembelian, berarti masuk di e-katalog. Berarti ada yang modali dulu. Lebih aman sih itu,” ungkap Danny saat ditemui di kediaman pribadinya, Jalan Amirullah, akhir pekan lalu.
Dia berharap, Co’mo desain baru itu akan segera dirancang dan dirakit. Dan diharapkan sudah bisa rampung dan dioperasikan pada pertengahan tahun ini, yakni sekita Juni atau Juli.
Sebanyak 15 unit Co’mo itu nantinya akan dibagikan ke setiap kecamatan. Masing-masing akan mendapat satu unit. (rhm)