MAKASSAR,BKM.COM–LEMBAGA Makassar Musician Community (MMC) 90’s punya gebrakan di awal tahun 2023. Mereka menggelar event Tribute to Dewa 19. Sebanyak 20 band akan membawakan 40 lagu pada pentas yang berlangsung selama dua hari, 5-6 Februari.
RENCANA itu diungkap Humas LMCC Dedy Alamsyah ketika menjadi tamu siniar untuk kanal Youtube Berita Kota Makassar. Ia hadir bersama Bendahara LMCC Mamam, dan anggotanya Illa. Diiringi gitar dari Illa, Dedy melantunkan sebuah tembang milik Dewa 19 sebelum wawancara dimulai. Menurut Dedy, Dewa merupakan band dan musisi yang saat ini masuk kategori legenda. Kehadirannya menjadi inspirasi bagi banyak musisi.
”Dulu kalau disuruh menyanyi saya tidak mau kalau bukan lagunya Dewa. Ekspektasi terhadap lagu-lagu mereka begitu tinggi. Dewa itu harus punya pemain keyboardnya. Kalau tidak ada, akan diketawai orang,” ujar Dedy memberi alasan.
Tribute to Dewa 19 digelar, karena kata Dedy, ia sudah mencari informasi di Google, belum ada yang membuat acara dengan melibatkan musisi cukup banyak. Karenanya, event yang dilaksanakan LMCC disebut sebagai yang pertama kali di Indonesia.
”Lokasi acaranya di Pasar Segar. Dari 20 band yang dilibatkan, nantinya akan membawakan masing-masing dua lagu. Mereka yang terlibat adalah member LMCC,” ungkap Dedy.
Di bagian lain, Maman menjelaskan tentang awal mula berdirinya LMCC. Ia menyebut, lembaga ini hadir di tahun 2020 di saat negeri ini dilanda pandemi Covid-19. Awalnya hanya sebuah komunitas. Mereka yang tergabung di dalamnya adalah pemain musik serta karyawan yang pecinta musik.
”Saat pandemi kan semua musisi yang biasa tampil reguler tak lagi main. Mereka yang bekerja di kantor juga kebanyakan WFH (Work From Home). Selama ini mereka yang disibukkan dengan pekerjaan masing-masing tiba-tiba tak berkegiatan. Kami buat grup WA, dan akhirnya bertemu dengan standar protokol kesehatan waktu itu,” terang Mamang.
Dalam beberapa pertemuan tercetuslah ide untuk membuat sebuah komunitas, dan akhirnya disepakati LMCC. Tak hanya di bidang seni, lembaga ini juga banyak bergerak di bidang sosial. Khususnya kepada mereka yang terdampak bencana. Seperti gempa bumi di Sulawesi Barat dan tanah longsor di Malino, LMCC turun memberikan bantuan. Termasuk ketika ada member yang mengalami kedukaan.
Illa sebagai anggota LMCC mengaku tertarik untuk bergabung karena miliki satu hobi. ”Saya awalnya di KPJ. Tertarik masuk MMC karena satu hobi dan sesama musisi,” tuturnya.
Sebelum Tribute to Dewa 19, MMC pernah menggelar event serupa yakni Tribute to Bon Jowi. Lokasi pelaksanaannya pada sebuah kafe di Jalan Tala’ Salapang. Juga melibatkan 20 band, namun penampilannya dibatasi karena pandemi. Masing-masing tampil lima band dalam semalam.
Dedy menambahkan, Tribute to Dewa 19 dimaksudkan untuk lebih mengedukasi pada musisi baru, bahwa kalau mau bermain musik yang apik dan tidak termakan oleh Zaman, Dewa adalah contohnya. ”Kita berharap banyak yang datang untuk menonton, dan semoga tidak hujan,” imbuhnya.
Ajang ini juga menjadi momentum untuk mensosialisasikan LMCC ke anak milenial. Karena itu, ada pula satu atau dua band milenial yang dilibatkan.
Baik Dedy maupun Maman mengakui, tidak mudah menjadi member LMCC. Selain memiliki skill di bidang musik, juga mesti mendapat pengakuan sebagai anak band. Walau begitu, pihaknya tidak pernah menolak jika ada yang hendak bergabung. Bukan hanya dari kalangan musisi, tapi juga mereka yang hobi musik. (*/rus)