Headline
Dipengaruhi Cuaca, Produksi Garam Turun

MAKASSAR, BKM — Produksi garam di Sulawesi Selatan tahun ini mengalami penurunan. Hal itu diakui
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel Muhammad Ilyas .
Ia menjelaskan, beberapa faktor memengaruhi proses produksi garam. Salah satunya adalah kondisi cuaca.
“Produksi garam di Sulsel terus mengalami penurunan. Hal itu dipengaruhi oleh kondisi iklim,” ujar Ilyas.
Kendala para petani garam yang dihadapi pada beberapa waktu terakhir ini itu, ketika pada proses pengeringan.
“Seperti kemarin di Selayar. Mereka sudah mau pengeringan, tiba-tiba hujan deras sehingga garam terkena air tawar yang menyebabkan gagal produksi,” jelasnya.
Ia memamparkan, saat ini ada lima daerah penghasil garam di Sulsel. Masing-masing Maros, Pangkep, Takalar, Jeneponto, dan Selayar.
Untuk cara produksinya, sambung Muhammad Ilyas , mayoritas petani garam di Sulsel saat ini masih menggunakan metode tradisional masih bergantung sepenuhnya pada iklim atau panas matahari.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Pesisir dan Pulau Kecil DKP Sulsel Dr Masnia menerangkan, saat ini curah hujan masih tergolong tinggi sampai pada akhir Maret. I
a menuturkan, beberapa petani saat ini mengalihkan lahannya menjadi sarana untuk tambak ikan. Hal itu dikarenakan kondisi cuaca yang tidak bersahabat untuk melakukan aktivitas bertani garam.
“Ada juga yang masih konsisten dengan produksi garam, karena memang itu satu-satunya mata pencaharian mereka,” terangnya.
Ia membebebarkan, pada 2019 silam pihaknya telah melakukan upaya peningkatan produksi garam dengan mengadopsi teknologi tunnel. Tunnel garam merupakan salah satu metode produksi garam menggunakan teknologi rumah kaca untuk proses kristalisasi. Metode ini sangat cocok dilakukan di semua musim, termasuk di musim hujan.
“Jadi penguapannya itu di dalam ruangan atau rumah. Namun, dari bantuan tersebut yang bertahan sampai saat ini itu hanya di Kabupaten Selayar,” ujarnya.
Dijelaskan pula bahwa saat ini petani juga telah melakukan modifikasi terhadap proses tunnel, yaitu dengan memanfaatkan halaman rumah sebagai wadah untuk bertani garam
.
“Di Pangkep itu ada yang melakukan modofikasi dengan skala rumah tangga,” katanya.
Di tahun 2022 pihaknya telah memberikan bantuan gudang penyimpanan garam di beberapa daerah. Bantuan tersebut berasal dari pemerintah pusat.
Sekadar perbandingan, besaran produksi garam di Sulsel tahun 2019 sebesar 140.000 ton. Setahun kemudian turun menjadi 45.000 ton. Di tahun
2021 sisa 1.283 ton. Meningkat di tahun
2022 menjadi 3.282 ton. (jun)
-
Gojentakmapan2 minggu ago
Tim Penyidik Kejari Periksa Mantan Bupati Takalar
-
Politik4 minggu ago
Poros Enrekang-Toraja Longsor, Fauzi Minta Balai Jalan Segera Turun
-
Photo4 minggu ago
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan membedah konsep program 1.000 Ha sawah
-
Olahraga4 minggu ago
Selangkah Lagi Bripda Muh Ryan Afryadi Akbar, Personel Ditreskrimum Polda Sulsel Perkuat Bhayangkara FC
-
Photo4 minggu ago
Anggota Dewan Pers Asmono Wikan berjalan bersama Direktur BKM Dr Mustawa Nur
-
Metro4 minggu ago
PAN Gunakan Sistem Abjad Susun Bacaleg
-
Metro4 minggu ago
Pemkot Tunggu Juknis Pencairan Gaji 13
-
Kriminal3 minggu ago
Usai Nikah, Buronan Korupsi Proyek Pasar Tertangkap di Subang