MAKASSAR, BKM — Sebanyak 82.000 kepala keluarga di Sulawesi Selatan terdaftar sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT). Mereka yang tersebar di 24 kabupaten/kota itu akan mendapatkan bantuan sosial berupa beras 10 kg secara gratis selama
tiga bulan (Maret, April, Mei) melalui Perum Bulog Kanwil Sulselbar.
Adapun daerah dengan jumlah penerima terbanyak yakni Kabupaten Bone dengan 66.577 KPM. Disusul Kabupaten Gowa 60.311 KPM. Sementara Kota Makassar sebanyak 45.218 KPM
.
Kepala Perum Bulog Kanwil Sulselbar, Bakhtiar AS mengatakan penyaluran bansos beras untuk 82 ribu KK ini rencananya akan dilakukan pekan depan.
“Mungkin minggu depan kita sudah mulai salurkan, 10 kg per KK. Kalau untuk Sulawesi Selatan itu kurang lebih 82.000 KK,” kata Bakhtiar, kemarin.
Penyaluran beras 10 kg ini, kata dia, sebagai upaya untuk membantu masyarakat yang kurang mampu selama Ramadan dan Idulfitri 1444 Hijriah, serta langkah
pemerintah untuk mengendalikan inflasi.
“Itu dalam rangka membantu meringankan beban dalam menyambut Ramadan dan Idulfitri. Diberikan gratis. Paling tidak diharapkan bisa mengendalikan
Inflasi, karena kita bagi itu kan berarti mereka tidak belanja ke pasar lagi,” ujarnya.
Bakhtiar menyampaikan, meski kondisi ketersediaan beras di Sulsel saat ini belum terserap maksimal, namun stok yang ada saat ini dengan jumlah 2.000 ton masih cukup untuk kebutuhan selama Ramadan.
“Jadi serapan kita sudah ada peningkatan, tapi belum maksimal karena mungkin puncaknya di April. Kalau selama Ramadan ini masih cukup, tidak ada masalah. Penyerapan kita sudah hampir 2.000 lebih,” terangnya.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menyebut, Perum Bulog akan menyalurkan 210.000 ton beras per bulan untuk tiga bulan ke depan kepada 21 juta KPM yang tersebar di seluruh Indonesia.
Setiap keluarga yang terdaftar, kata dia, nantinya akan mendapatkan sebanyak 10 kg beras per bulannya. Terhitung mulai Maret hingga Mei 2023.
Arief menyampaikan, pemerintah akan berupaya untuk menggunakan beras dalam negeri dalam penyaluran bansos kepada penerima manfaat.
Selain bantuan berupa beras, lanjut Arief, pemerintah juga akan memberikan bansos pangan berupa telur dan daging ayam untuk wilayah yang berpotensi stunting.
“Untuk berapa besaran telur dan (daging) ayam yang akan diberikan, itu sedang dihitung. Tapi minimal sekilo-sekilo sudah lumayan,” ujarnya. (jun)