MAKASSAR, BKM — Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan didampingi Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto melakukan kunjungan ke Pasar Terong, Rabu pagi (3/5). Kunjungan tersebut untuk mengetahui pergerakan harga bahan pokok pascalebaran, sekaligus memastikan stok barang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.
Mendag Zulhas berada di Pasar Terong hanya sekitar 20 menit. Dari pukul 8.20 hingga 8.40 Wita. Sekitar 20 menit menghampiri pedagang dan berbincang, Mendag pun beranjak.
Ada sejumlah lods yang dikunjungi. Di antaranya lods penjual minyak goreng, penjual telur, dan lods penjual beras. Selain berbincang dengan pedagang terkait harga dan stok barang, Zulkifli juga sempat membeli beberapa barang dan membagikan ke sejumlah pembeli.
Di lods penjual telur misalnya, Zulkifli memborong empat rak telur dan selanjutkan dibagikan. Begitu juga di lods beras, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu membagikan kepada sejumlah ibu-ibu yang ada di sana, masing-masing satu karung beras seberat 5 kg.
Adi, pedagang beras yang didatangi Zulkifli, menjelaskan sejauh ini harga beras relatif stabil. Kalaupun ada kenaikan atau penurunan, kisarannya hanya Rp200.
Saat ini, kata dia, beras premium dijual seharga Rp13.500 per kilogram. Sementara untuk jenis medium bukan Dolog, harganya Rp12 ribu per kilogram. “Untuk beras biasa satu karung ukuran 5 kg, harganya di kisaran Rp47 ribu,” ungkap Adi.
Sementara itu, Haris (48 tahun), pedagang telur menyebutkan harga barang dagangannya juga relatif stabil, sekitar Rp50 ribu per rak. Kalaupun ada kenaikan berada di kisaran Rp2.000-an.
Yang menjadi persoalan saat ini adalah daya beli masyarakat yang turun. “Kalau harga stabil, stok banyak tidak pernah kekurangan. Tapi persoalannya daya beli yang turun,” jelasnya.
Saat diwawancara, Haris sempat menyinggung kunjungan Menteri Perdagangan ke Pasar Terong. “Saya heran, Pak Menteri datang ke sini, cuma beli telur empat rak, langsung jalan. Sudah, begitu saja,” cetusnya.
Padahal, lanjut Haris, dirinya ingin berdialog sekaligus meminta solusi terkait persoalan naik turunnya harga barang, lemahnya daya beli masyarakat dan masih banyak lagi. “Kalau cuma datang, tanya harga, terus beli telur langsung pergi, apa gunanya turun ke pasar,” ungkapnya.
Sementara itu, Mendag Zulhas mengklaim, harga pangan di Makassar stabil dan terlampau murah. “Terlalu murah. Telur tadi kalau dikilokan Rp26 ribu sekilo, cabai Rp25 ribu, bawang Rp35 ribu. Jadi kita syukur sebelum dan setelah lebaran harga sembako stabil,” kata Zulkifli.
Selain harga komoditas pangan yang murah, perihal stok dan persediaan juga lebih dari cukup. Adapun harga beras masih merupakan harga standar. Pun, minyak goreng harganya sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi).
Dia mengaku, sebelumnya sudah mengunjungi beberapa lokasi di Indonesia Timur, seperti di Jayapura, Sorong situasinya sama, bahkan harga cenderung turun.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, mengatakan ada dua hal utama dalam pemantauan komoditas bahan pokok ini. Yakni stabilnya harga dan inflasi yang mampu ditekan.
Hal itu, kata pria yang karib disapa Danny ini, disebabkan oleh intervensi yang dilakukan Dinas Perdagangan dan juga PD Pasar. Dari situ, secara tidak langsung menekan angka inflasi. Bahkan, sebut dia, operasi pasar menjelang lebaran yang menetapkan setengah harga saja, jadi berdampak sekali.
“Biasanya kita 10 sampai 25 persen. Ini sampai 50 persen memang kita cut,” kata Danny Pomanto usai mendampingi Mendag Zulkifli.
Dari kunjungan ini, pihaknya mencatat harga beras, minyak goreng yang standar sedangkan cabai turun. “Dulu Pak Jokowi ke sini harga cabai Rp45 ribu per kilogram, sekarang Rp25 ribu per kilogram. Artinya, ada penurunan drastis,” terang Danny.
Begitu pula angka inflasi. Bulan lalu tercatat 5,99 persen sementara tahun ini 4,87 persen. Itu berarti pula ada penurunan.
“Artinya, pengendalian inflasi yang dilakukan teman-teman, baik Disdag Provinsi maupun kota berhasil. Terutama operasi pasar oleh Disdag Makassar. Jadi kesimpulannya harga-harga pangan terkendali,” jelasnya.
Termasuk upaya monitoring harian pada pagi dan sore oleh Disdag serta PD Pasar, lalu tindakan operasi pasar yang tepat sasaran menjadi kunci pengendalian harga dan inflasi.
“Insyaallah kita targetkan inflasi sekitar 3 persen. Kalau sudah di bawah 4 persen itu maka dapat terkendali secara utuh,” tekannya. (rhm)