MAKASSAR, BKM — Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mengaku bahwa dirinya tidak punya cita-cita politik. Tak pernah berkeinginan untuk menjadi gubernur maupun anggota DPR. Direktur Jenderal (Dirjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini mengaku masih punya masa jabatan selama sembilan tahun. Ia enjoy menjalaninya dan tak ingin menyia-nyiakan amanah yang diberikan kepadanya.
”Saya menjadi Pj Gubernur ini hanya sementara. Saya ingin mengantarkan daerah ini untuk memiliki pemimpin yang baru di tahun 2024. Jadi tidak perlu ragukan. Saya ini tidak punya cita-cita politik, seperti menjadi gubernur atau anggota dewan,” ujarnya dalam pertemuan dengan pimpinan Fajar Grup di lantai empat Gedung Graha Pena, Kamis (7/9).
Dalam pertemuan yang dipimpin Direktur Media Fajar H Agussalim Alwi Hamu, Bahtiar juga meminta agar media, khususnya Fajar Grup tidak ragu untuk memberikan kritik. Asalkan kritik tersebut bukan bernuansa fitnah, apalagi hoaks.
Sebagai penjabat yang ditunjuk oleh presiden untuk memimpin sementara Sulsel, Bahtiar menyebut sejumlah program prioritas yang akan dilaksanakan. Mulai dari menjaga keamanan dan ketertiban demi terlaksananya pemilu, menjaga inflasi, mengatasi kemiskinan ekstrem, mengurangi angka gizi buruk dan gagal tumbuh kembang (stunting), hingga ketahanan pangan.
”Itu saja dulu. Kalau yang lain-lain biarlah nanti pemerintahan yang terpilih menanganinya,” tandas Bahtiar.
Ia juga mengaku telah berbicara dengan kalangan DPRD Sulsel terkait program tersebut, dan mendapat lampu hijau. Termasuk soal anggaran untuk pelaksanaan Pemilu yang sebagian sudah mesti ada tahun ini.
Terkait ASN Pemprov, Bahtiar menegaskan bahwa dirinya sudah menyampaikan penegasan pada saat berlangsung apel pagi di halaman upacara kantor gubernur, kemarin. Menurutnya, ia sudah mengetahui dinamika yang terjadi di Pemprov Sulsel di kepimpinan Andi Sudirman Sulaiman.
“Saya sudah tahu dinamikanya. DPRD sudah laporan semua sama saya. Semua fraksi, itu ada dinamika terjadi. Tapi aman kawan-kawan semua, jangan lihat hari kemarin,” kata Bahtiar dalam apel pagi.
Dia menegaskan, dirinya bertanggung jawab atas apa yang dilakukan oleh bawahannya. Tidak ada orang yang bisa mengintervensi para pegawai Pemprov Sulsel.
“Jangan coba-coba intervensi pasukan (pegawai Pemprov Sulsel) saya ini. Komandannya saya. Ngomong baik-baik boleh, intervensi tidak boleh,” tegasnya.
Bahtiar mengingatkan, agar para pegawai lingkup Pemprov Sulsel khususnya, agar bekerja dengan tenang. Yang berhak mengevaluasi adalah pimpinan, bukan staf.
“Komandannya adalah kepala dinas. Jangan staf mengevaluasi pimpinan, tidak begitu. Salah itu tatanannya, Bos. Ada tatanan. Ada eselon I, II, III dan IV. Struktur kita baik, ada fungsi-fungsi dengan baik,” tandasnya.
Menurutnya, setiap orang punya kekurangan, dan dirinya pernah memimpin sebelum dan setelah reformasi.
“Ada plus minusnya. Mungkin benar saat itu, hari ini tidak benar. Pada saat itu kita aman-aman saja, Alhamdulillah selamat. Tapi siapa bilang kita selamat terus. Besok lusa kita tidak tahu.
Karena pemerintahan ini semakin hari semakin terbuka. Seperti akuarium, tidak ada yang bisa kita tutup-tutupi. Kita ini semua punya aib, semoga Allah Swt tidak membuka aib kita. Kita ini jangan melihat masa lalu, kita lihat hari ini dan kedepan,” jelasnya.
Ia pun tak segan-segan akan memecat penjabat kepala daerah yang tak becus mengurus daerahnya. Menurutnya, pj kepala daerah harus mampu menjaga stabilitas politik, keamanan, ketahanan pangan dan paling penting pengendalian inflasi.
“Pak Menteri (Mendagri) setiap Senin absen tentang inflasi. Sembilan bahan pokok (sembako), sekarang 21 bahan pokok harus ada, harus tersedia di masyarakat,” ucap Bahtiar.
Ia berjanji akan menggandeng semua unsur Forkompimda untuk mengatasi masalah-masalah, termasuk inflasi di Sulsel.
“Semua punya otoritas, kita bareng-bareng. Karena tidak seperti dulu itu, dulu gubernur penguasa tunggal di wilayah, sekarang tidak. Kita bareng-bareng mengelolanya,” tutupnya. (jun)